Koperasi Adalah Tentang Masa Depan, Bukan Masa Lalu

Teks ini membahas berbagai isu politik dan ekonomi global, serta langkah-langkah Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dalam mengembangkan koperasi sebagai kunci untuk meningkatkan ekonomi rakyat, khususnya di pedesaan.

Meskipun situasi global penuh gejolak, termasuk konflik Rusia-Ukraina, krisis Israel-Palestina, dan kebijakan kontroversial Presiden AS, Donald Trump, Indonesia juga dihadapkan pada dampak negatif akibat tarif AS. Perekonomian Tanah Air terancam oleh pelemahan kurs rupiah dan penurunan sektor industri tertentu.

Di tengah tantangan ini, Prabowo Subianto mengambil langkah proaktif dengan memberikan perhatian khusus pada pengembangan koperasi. Sebagai keturunan pejuang koperasi, Prabowo bertekad menjadikan koperasi sebagai motor penggerak ekonomi, termasuk melalui kepemilikan pabrik, smelter, kapal ikan, dan perusahaan besar.

Langkah-Langkah Konkret:

• Pemisahan Kementerian Koperasi dari UMKM: Visi Prabowo adalah agar koperasi bisa berkembang tidak hanya dalam skala UMKM, tetapi juga menjadi konglomerat.

• Alokasi Kredit Tambahan: Kredit sebesar Rp 10 triliun diberikan kepada koperasi melalui LPDB, bahkan ketika kementerian lain mengalami efisiensi anggaran.

• Penghapusan Hutang Macet: Prabowo menghapus hutang masa lalu UMKM dan koperasi, memastikan lepas dari beban sebelumnya.

• Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Suplai bahan baku dari pertanian, perikanan, dan peternakan didorong untuk tidak mengandalkan impor, melainkan dari koperasi lokal.

Inisiatif Unggulan:

• Koperasi Desa Merah Putih: Pembentukan koperasi di 70 ribu desa, termasuk di sektor peternakan dan pertanian, dengan visi global.

• Danantara: Meskipun pasar merespons negatif, Prabowo mendukung program ini yang melibatkan pembentukan 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih.

• Sosialisasi dan Pendidikan: Langkah ini mengejutkan sebagian pengamat ekonomi yang belum familiar dengan potensi koperasi dalam skala besar.

Visi dan Harapan:

Prabowo yakin bahwa melalui koperasi, kesejahteraan rakyat di pedesaan dapat meningkat, mengurangi dampak fluktuasi ekonomi global. Langkah ini sejalan dengan gagasan Sukarno tentang peran koperasi dalam meningkatkan pendapatan petani, buruh, dan rakyat miskin.

Meskipun dihadapi skeptisisme dan tantangan, langkah Prabowo untuk membangun ekonomi berbasis koperasi berpotensi membuka peluang baru. Semangatnya sejalan dengan gerakan koperasi global dan sejarah koperasi sebagai respons terhadap ketidakadilan ekonomi. Semoga, melalui keberanian dan ketekunan, langkah ini dapat menjadi legacy yang mencerahkan bagi Indonesia.